Jangan biarkan “KEMALASAN” bersarang di dirimu

Waktu saya kuliah S1 dulu (tahun 2008 silam) di Program studi Pendidikan Dokter fakultas kedokteran Unibraw Malang, sudah semester 8 tapi Tugas Akhir (TA) tidak selesai-selesai. Sesuatu yang sebenarnya tinggal melakukan saja tapi di pikiran saya terlalu rumit, rumit dan rumit. Hingga akhirnya tidak selesai-selesai.

Saya tahu kalau ini masalah di pikiran saya saja. Ya, saya kuatir tidak bisa mengerjakan statistiknya dan bayangan akan ujian yang mengerikan. Sedang saya adalah orang yang tidak mau sesuatu yang harusnya saya kerjakan sendiri tapi dikerjakan orang lain. Jadi saya mau statistiknya saya kerjakan sendiri.

Akhirnya saya mengundang seorang teman yang bisa statistik untuk mengajari. Namanya adalah David Ruru. Saya undang 2 kali ke kost saya untuk mengajarkan saya bagaimana hitung-hitungan statistik yang benar.

Hingga akhirnya pada saat akhir pendaftaran wisuda gelombang satu, TA saya belum selesai juga. Dalam hati saya “ah, wisuda gelombang 2 aja deh, sekalian memperbaiki nilai yang masih jelek…”. Tapi seorang teman mengingatkan bahwa sebaiknya kuliah harus selesai tepat waktu. Akhirnya waktu yang tersisa tinggal 2 minggu saya kebut untuk menyelesaikan Tugas Akhir. Setiap pagi jam 6 saya sudah menemui seorang dosen pembimbing (beliau adalah seorang yang sederhana dan sangat rajin) untuk mengkoreksi tugas akhir saya.

Saya menghubungi dosen koordinator TA untuk meminta seorang penguji. Saya bela-belain menemui beliau di luar kampus. Saya berkata bahwa saya hanya punya waktu 1 minggu saja untuk bisa ikut wisuda gelombang 1. Yah, dan akhirnya apa yang saya takutkan tidak pernah terjadi. Hampir semua pertanyaan dosen penguji bisa saya jawab dengan baik. Dan saya berhasil ujian TA dengan nilai A.

 

Ada inspirasi apa di balik cerita saya ini?

Seringkali pekerjaan yang harusnya bisa selesai dalam 1 minggu, tapi kita menunda-nunda terus hingga berbulan-bulan. Sebuah pekerjaan yang kalau kita benar-benar niat untuk mengerjakannya, bisa selesai dalam sehari dua hari.

Jika Anda saat ini sedang malas-malasan, Anda harus bangkit melawannya. Ya, jangan biarkan “kemalasan” bersarang didirimu. Katakan “GO, GO, GO!!! Harus cepat selesai”. Sesuatu kalau ditunda-tunda terus malah akan menumpuk dan pikiran Anda jadi ruwet.

Raja Salomo pernah berkata :

Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Tuhan telah memberikan tools (alat-alat) untuk kita bisa sukses, yaitu tangan, kaki, otak dll. Tinggal kita mau bertindak atau tidak. Itu adalah inisiatif Anda sendiri. Jangan pernah berharap “sesuatu tiba-tiba jatuh dari langit” padahal kita bisa mengambilnya sendiri.

Seorang milyuner di negeri ini pernah berkata “Saya tidak pernah membiarkan diri saya bermalas-malasan… Di saat hari sabtu dan minggu (week end) orang liburan, saya justru bekerja lebih keras dan keras lagi”.

Mungkin Anda menyeletuk : “Kalau jadi wirausaha harus berjuang terus, kapan menikmatinya?”

Yang nikmat dari wirausaha adalah justru PROSES perjuangannya!.

Selamat berjuang!

13271 Total Views 2 Views Today

Tinggalkan komentar kamu...

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.