Beberapa orang berpikir bahwa dirinya sudah kaya raya, tetapi ada pula yang merasa sebaliknya, berpikir bahwa dirinya masih miskin dan terus miskin, padahal sudah punya banyak uang. Sering kita lihat gaya hidup mereka ini di media dan seringkali disebut sebagai “gaya hidup orang kaya yang bodoh” karena menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak baik bahkan merusak.
Sebenarnya kapan sih seseorang bisa dikatakan kaya atau miskin?
Yaitu ketika dia menemukan kepuasan pada apa yang sudah dimilikinya. Salomo, pria paling bijaksana yang pernah hidup berkata, “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.”
Ada seorang yang penghasilannya tidak terlalu tinggi berkata kepada seorang yang kaya raya, “Hei, saya lebih kaya daripada Anda.” Si orang kaya heran dan bertanya, “Kok bisa?” Dia menjawab, “Karena aku memiliki semua yang kubutuhkan sedangkan kamu tidak.”
Ketika tujuan kita adalah menjadi kaya, maka uang akan menjadi tuan kita daripada hamba kita. Jadi, saat ini apa yang menjadi tujuan kita dalam hal keuangan ? Hal ini ditentukan oleh bagaimana pola pikir kita.
Uang itu seperti air laut, semakin banyak Anda meminumnya, Anda akan menjadi semakin haus dan haus. Jangan jadikan uang sebagai tuan kita yang menjadi fokus untuk terus kita kejar, karena dia tuan yang kejam; Jadikanlah uang hamba kita, maka dia akan menjadi pelayan yang baik.
Tidak ada yang salah dengan memiliki uang yang banyak. Kalau Anda menganggap bahwa memiliki banyak uang itu tidak ada gunanya karena tidak akan dibawa mati, ubahlah itu. Uang yang banyak memang tidak akan dibawa mati, tapi uang yang banyak akan membantu orang-orang yang hampir mati di rumah sakit karena tidak punya biaya.
Bukankah kita akan merasakan kepuasan yang tak terkira ketika uang yang kita miliki ternyata bisa menyelamatkan hidup orang lain ?