Investasi Rumah, Aset atau kewajiban ?

Menurut Robert T Kiyosaki, aset adalah apapun yang membuat uang masuk ke dalam kantong kita. Sedang kewajiban / liabilitas adalah apapun yang menyebabkan uang keluar dari kantor kita.

Menurut pandangan akuntansi pada umumnya, rumah itu disebut aset. Padahal belum tentu begitu!

Jika kita mencicil rumah lalu dipakai oleh saudara sementara kita tetap harus bayar listrik dlsb, maka itu masih disebut sebagai kewajiban atau liabilitas. Tapi jika kita mencicil rumah lalu kita jadikan kost-kostan, apakah akan menjadi kewajiban ? Belum tentu, karena bisa jadi hasil dari kost kostan bisa menutupi cicilan rumah bahkan berlebih. Ini baru yang disebut dengan ASeT.

Ada orang yang bilang bahwa kalau sudah beli rumah secara cash berarti itu aset. Belum tentu! Kalau dari rumah itu malah kita keluar uang terus, maka itu akan jadi kewajiban.

Lalu bagaimana dengan mencicil mobil, apakah bisa disebut aset ?  Belum tentu! Jika Anda beli mobil hari ini, maka tahun depan harganya akan turun 10% per tahun. Kalaupun Anda cicil, bunganya sangat tinggi, sedang harganya turun terus, maka kewajiban Anda akan berlipat ganda.

Jadi sebenarnya yang boleh kita cicil secara konsumtif satu-satunya adalah RUMAH. Kenapa ? Karena rumah meskipun kita cicil, kita tempati, bisa jadi suatu ketika kita jual, harganya bisa naik tinggi. Tapi jika mobil, maka setiap tahun harganya akan terus turun. Belum lagi biaya perawatan mobil yang tidak murah juga. Jadi, jika Anda memaksakan diri untuk membeli mobil, tetapkan dulu tujuannya untuk apa. Apakah untuk kebanggaan dan kenyamanan ? sekalipun harganya kemungkinan akan turun terus, tetapi Anda sudah mendapatkan apa yang menjadi tujuan anda membelinya.

Tapi sebenarnya pembelian rumah itu untungnya adalah pada saat membeli. Kenapa ? karena meski pada waktu dijual harganya jadi naik, kenaikan itu juga seiring dengan laju inflasi. Jadi kalau begitu, maka agar Anda untung, belilah rumah atau tanah dengan harga di bawah harga yang seharusnya. Misalnya lebih rendah 50%, maka Anda akan untung saat menjualnya nanti. Kapan bisa membeli dengan harga serendah itu ? yaitu dengan membeli pada orang yang sedang BERMASALAH. Misal : kredit macet (cari info tentang orang-orang ini di bank yang menyediakan KPR, seperti bank BTN), lagi butuh uang untuk biaya rumah sakit/sekolah anak/pernikahan anak, dll.

Lalu apakah investasi rumah itu pasti menguntungkan ?

Belum bentu!

Semisal Anda beli rumah, lalu karena suatu sebab ada gempa bumi, maka bangunannya runtuh. Apakah ini sebuah keuntungan atau musibah ?

Semisal Anda beli tanah, lalu beberapa tahun kemudian dibangun tempat pembuangan sampah (TPA), apakah akan jadi naik nilainya? Belum tentu!

Semisal Anda beli rumah di perumahan, terus di sebelah rumah tersebut ada yang bunuh diri. Lalu terdengar oleh warga bahwa perumahan tersebut jadi angker / berhantu, maka nilainyapun akan terhempas jatuh.

Semisal lagi Anda beli rumah seharga 100 juta. Lalu 3 tahun kemudian Anda butuh uang cepat untuk pengobatan atau pernikahan anak. Harga pasaran memang sudah naik jadi 150juta karena ada pembangunan MALL di dekatnya. Tetapi karena Anda salah memilih tipe bangunan, akhirnya dijual 100jutapun tidak ada yang mau. Terpaksa anda turunkan jadi 90juta baru laku. Padahal Anda sudah keluar uang untuk biaya perawatan, renovasi dll.

Jadi investasi propertipun tidak selalu AMAN dan PASTI MENGUNTUNGKAN. Jangan mudah percaya dengan perkataan para pembicara seminar, karena sebenarnya mereka itu cuma cari uang dari hasil seminar/workshop, bukan sebagai PRAKTISI PROPERTI yang betulan.

Sekali lagi ini adalah INVESTASI ya, bukan TABUNGAN. Investasi itu bukan untuk jangka pendek, tetapi jangka panjang. Investasi juga bukanlah untuk sesuatu yang LIQUID atau cepat cair. Berbeda dengan tabungan, yang artinya kapan saja Anda membutuhkan, Anda bisa mencairkan dengan cepat (LIQUID).

 

Lalu kapan mulai investasi?

Berinvestasilah ketika sudah ada uang SISA, bukan ketika Anda masih perlu uang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Misal Gaji Anda 10juta, lalu kebutuhan bulanan sekitar 6 juta. Berarti ada sisa 4 juta. Sisihkan 10% dari uang 4 juta itu untuk investasi, yaitu sebesar Rp. 400.000,-. Misal untuk bayar cicilan rumah dll.

Jadi, perkecil kewajiban Anda dan perbesar aset Anda, maka uang akan terus masuk ke kantong Anda. Pintar-pintarlah dalam membeli sebuah aset, agar saat dijual kemudian Anda bisa untung banyak.

Sumber : audiobook business revolution track 2 by Tung Desem Waringin.

22246 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar kamu...

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.